, ,

Pameran Instalasi “Sagu Natura Kultural” Angkat Identitas Lokal Kendari

oleh -34 Dilihat

Kendari, Sulawesi Tenggara — Kekayaan budaya lokal kembali mendapat panggung dalam sebuah perhelatan seni yang memukau. Pameran instalasi bertajuk “Sagu Natura Kultural” resmi digelar di Kendari, menyajikan perpaduan unik antara seni kontemporer dan identitas budaya lokal yang berakar kuat pada nilai-nilai masyarakat Sulawesi Tenggara.

Pameran ini menjadi ajang refleksi dan pengenalan kembali terhadap sagu, bukan hanya sebagai bahan pangan tradisional, melainkan juga simbol keberlanjutan, kebudayaan, dan kearifan lokal.

Sagu: Simbol Kehidupan dan Budaya

Kurator pameran, Maria Lestari, menjelaskan bahwa instalasi “Sagu Natura Kultural” berangkat dari gagasan bahwa sagu bukan sekadar pangan lokal, melainkan warisan budaya yang sarat filosofi. Lewat karya seni instalasi interaktif, pengunjung diajak menyusuri perjalanan sagu dari alam hingga menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.

“Sagu adalah metafora dari keterhubungan manusia dengan alam, serta nilai gotong royong dalam proses pengolahannya. Pameran ini ingin menghidupkan kembali kesadaran atas pentingnya menjaga identitas budaya di tengah gempuran modernisasi,” ujar Maria.

Karya Seni Instalasi yang Menyentuh

Instalasi dalam pameran ini dibuat dari berbagai material alami seperti batang sagu, serat pohon, tanah, bambu, hingga kain tenun lokal. Setiap sudut menampilkan narasi visual tentang filosofi hidup masyarakat Kendari yang bersahaja, selaras dengan alam, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan.

Kolaborasi Seniman Lokal dan Nasional

Pameran ini juga menjadi ajang kolaborasi antara seniman lokal Sulawesi Tenggara dengan seniman nasional dari berbagai daerah. Kolaborasi ini menghasilkan beragam perspektif dalam menginterpretasikan budaya lokal melalui medium seni modern.

Sagu Natura Kultural
Sagu Natura Kultural

Baca juga: Sekda Lepas Peserta Retret Pemkot Kendari: Tinggalkan Ego Sektoral, Perkuat Komitmen Pelayanan

Seniman muda asal Kendari, Asran Tolea, menampilkan karya bertajuk “Huma Sagu”, sebuah ruang instalasi menyerupai pondok tradisional yang menyimbolkan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal.

“Saya ingin generasi muda mengenal kembali sagu sebagai simbol ketahanan, bukan sekadar nostalgia, tapi juga solusi untuk masa depan berkelanjutan,” ucap Asran.

Dukungan Pemerintah dan Komunitas Budaya

“Kegiatan ini bukan hanya memamerkan seni, tapi membangun kesadaran kolektif bahwa budaya lokal adalah kekuatan yang harus dijaga dan dikembangkan,” jelasnya.

Antusiasme Masyarakat dan Pengunjung

Sejak hari pertama pembukaan, pameran “Sagu Natura Kultural” mendapat antusiasme tinggi dari pelajar, mahasiswa, pegiat budaya, hingga wisatawan lokal. Banyak yang mengapresiasi konsep pameran yang edukatif, menyentuh emosional, dan membuka ruang dialog antar generasi.

Di tengah arus globalisasi, acara ini mengingatkan kita bahwa akar budaya adalah fondasi masa depan yang kuat dan berkelanjutan.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.